Liburan [2]

 

Sebelumnya >> Liburan [1]

***

Mobil mendadak berhenti dan terdengar suara pintu mobil dibuka.

Sepertinya aku sedikit tertidur tadi.

Setelah kurasa nyawaku terkumpul, aku menoleh, ingin tahu apa yg sedang terjadi.

Terlihat abi sedang ngobrol dengan orang tak dikenal. Disamping mereka ada sebuah mobil yang salah satu bannya amblas ke selokan.

Melihat kondisinya, segera ketahuan kalau bapak itu mengalami kesulitan.

Terlihat abi menuju ke arahku.

"Yusuf, tolong keluar sebentar dan bantu abi"

"Baik bi"

Kamipun akhirnya bahu-membahu mengeluarkan mobil yang terperosok di got itu.

***


"Alhamdulillah..."

Spontan kata itu meluncur setelah kulihat mobil yang malang itu, akhirnya bisa keluar dari got yang memerangkapnya.

"Terima kasih banyak Pak... Entah kalau tidak ada Bapak, saya tak tahu bagaimana jadinya" Si pemilik mobil, yang belakangan kuketahui bernama Simon, menghampiri abi dan mengucapkan terima kasih.

"Ah... bukan apa-apa... setiap manusia berkewajiban membantu siapapun yang berada dalam kesulitan.." Jawab abi ringan.

"Bapak sedang liburan keluarga ya?"

"Kebetulan iya... "

"Kalau Bapak tidak keberatan, saya tahu tempat makan enak di sini. Bagaimana kalau saya antar kesana. Tentu saja, saya yang mentraktir, anggap saja sebagai ucapan terima kasih saya."

"Bi... udah belom, ayo cepetan kita pulang... " Tiba-tiba suara Yunus dari dalam mobil menyela percakapan mereka.

"Ehm... Kebetulan abi lapar, dan kakakmu juga..." Abi menoleh padaku dengan tatapan penuh arti.

"Kita makan dulu ya?"

"Yah... kok makan si? Udah... ayo pulang... kita makan di rumah aja..."

"Sayangnya perut abi sudah minta tolong dari tadi.. nanti kalo abi pingsan di tengah jalan gimana? Hehehe. Kebetulan ada yang traktir."

Pak Simon menghampiri Yunus.

"Tenang saja adik.. tempat yang akan kita datangi, makanannya enak! Pasti ga bakal kecewa! Adik namanya siapa?" Pak simon mengulurkan tangannya

"Yusuf pak" Jawab Yusuf sambil menyalaminya.

"Tapi apa tidak merepotkan pak?" Umi berkomentar

"Tidak apa-apa kok bu? Anggap sebagai balas budi. Saya simon" Kembali Pak Simon mengulurkan tangannya kepada Umi.

"Saya Maya" Umi menangkupkan tangan ke dadanya.

***

"Wah... enaknya!"

"Kelihatannya kau suka makanannya Yusuf"

"Iya pak. Enak!"

Adikku makan seperti kesetanan.

"Pelan-pelan dong... makan terburu-buru seperti itu, ga baik buat kesehatan"

"Iya mi... "

"Kalian sudah mau pulang barusan?"

"Teypaksa puyang. Gaya-gaya icu cuh abi! Padahay dia udah janji, mo ngajakin kica sekeyuayga nton boya bayeng, mayah cikecnya dicinggayin!!!" Cerocos adikku, sementara mulutnya masih penuh berisi makanan. Lucu!

"Ketinggalan tepatnya sayang... kalo makan ditelan dulu, baru ngomong"

"Padahal kan dah jauh-jauh bi! GBK dah di depan mata, eh malah tiketnya ketinggalan! Ga bisa dimaafkan!

"Pokoknya kalo Yusuf masuk SMA favorit harus liburan lagi! Titik!"

"Iya... iya... abi minta maaf... insya Allah Yusuf.. "

"SMA favorit?" Tanya Pak Simon keheranan.

"Ehm... iya... liburan ini sebagai hadiah buat Yunus yang baru masuk SMA favorit"

"Selamat ya! Kelihatan dari sorot matamu, kau anak pintar"

"Biasa aja kok pak... Cuma rajin belajar" Aku berusaha mengelak, sambil cengar-cengir ge er.

"Aku lebih pintar dari kakak! Liat saja nanti!"

"Ye... belajar aja ogah-ogahan. Maen gem mulu!"

"Tapi maen gem juga kan bikin cerdas kak..."

"Cerdas dari hongkong! Ngeles aja lu!"

"hahahahahaha....."

Mereka tertawa melihat pertengkaran kami berdua.

***

Bersambung…

Posted by Widhi Satya | at 15.10

0 comments:

Posting Komentar

i'm waiting for your comment...

share your opinion on the box below...