Nomerku 444



Tak terhitung lamanya aku memakai nomorku yang sekarang ini. Nomor ponsel yang orang-orang bilang "cantik". Aku tak sepakat dengan mereka yang berkata demikian. Karena aku laki. Maka nomorku harusnya "ganteng". [Apaan sih ga penting banget!]

 

Nomor yang secara tak sengaja kudapatkan. Kenapa? Dulu, [crita dikit ga papa ya?] ketika ponselku rusak, aku mereparasinya ke bengkel ponsel yang kebetulan teknisinya aku kenal. Karena kenal, aku percaya saja ponselku kutinggalkan plus nomorku.

 
Malang memang, ketika ponsel jadi dan siap diambil nomor itu terselip dan setelah dicari berjam-jam harus direlakan bahwa nomer itu hilang.

 
Kemudian, sebagai permintaan maaf, dia memberiku sebuah nomor cantik yang sampai sekarang masih kupakai ini.

 
5 tahun. Mungkin lebih. Rekor pemakaian nomorku yang paling lama. Dulu aku sering sekali gonta-ganti nomor. Bahkan hampir sebulan sekali. Mungkin dengan bertambahnya usia, hasrat "bermain-main" itupun kian meredup. Tergantikan dengan menghargai pentingnya relasi dan komunikasi yang bermanfaat.

 
Dalam perjalanannya sampe sekarang, nomor "sakti" 444 ini telah mengalami berbagai macam peristiwa. Tragis, dramatis, aneh, lucu, romantis, semua kenanganku ada di nomor ini.

Tragis, ketika nomor ini, nomor yang kugunakan setelah tepat sebelumnya aku memakai jasa layanan salah satu kartu pascabayar, akan tetapi tagihannya "ngaco"! tagihan meledak! Langsung segera kutinggalkan nomor pascabayar itu.

 
Begitu memakai nomor ini, entah bagaimana caranya [saat itu aku masih gaptek] sang CS provider layanan pascabayar yang kupakai sebelumnya menghubungiku dan menanyakan soal pelunasan tagihan.



Aku gelagapan. Gila! Duit segitu! Tagihan yang benar-benar meledak dan ga masuk akal! Aku mencoba berkelit. Tapi sialnya, surat perjanjian kontrak sebelumnya isinya semua memberatkan pihakku. Apes! Uang yang pada waktu itu, bagiku nominal sangat besar... ludes "dijarah" dengan halus. Sebuah konspirasi yang sangat sempurna!

 
Belakangan aku tahu, bahwa provider manapun, layanan dan pentarifan pascabayarnya sengaja "ngaco"... masya Allah.. jangankan barokah ataupun syubhat, bahkan halal haram pun sudah begitu diabaikan...

Semoga sekarang sudah ada perbaikan... amin...

 
***
Meskipun pernah menyisakan kenangan pahit, nomor ini juga berjasa meng"hubungkan" aku dengan kenalan-kenalan, saudara-saudara lama, dan juga relasi-relasiku lainnya. Aku memang berusaha menciptakan image bahwa nomorku selalu aktif. Siapapun ketika menghubungiku, akan terjamin bahwa pesan maupun telepon mereka akan selalu masuk tanpa disapa "nomor yang anda tuju sedang disimpan di dompet..."

 
Jasa nomor ini lainnya. Dengan nomor ini pula, aku merajut kasih dengan "cinta monyetku". [haha!] meskipun sekarang hanya sebatas masa lalu, but you're one of my memorabilia. You do take a place in my memory, in my heart..

***
Pernah bahkan sering rasanya ingin mengganti nomorku ini. Seringnya nomor-nomor asing yang masuk, beberapa orang yang tak kuinginkan menghubungiku, menjadi dua dari beberapa hal yang seolah memaksaku untuk mengganti nomorku.

Pernah pula ponselku hilang. Nomorku juga tentunya.

 
Tapi, rasanya terlalu sayang jika nomor yang telah menemaniku sekian lama ini kuganti dan kupensiunkan. Kenangan-kenangan, serta orang-orang yang tak terdapat dalam phonebook-ku tapi menyimpan nomorku dalam phonebook mereka... they're all too important. Seolah nomorku ini telah kuanggap memiliki nilai historis tersendiri.

 
Tidak. Apapun yang terjadi, aku tak akan pernah mengganti nomorku ini.

 
Ia sudah menjadi tradermark-ku.

 
Aku dan nomor 444-ku.

Posted by Widhi Satya | at 14.56

1 comments:

Pipit Piharsi mengatakan...

009 nomer cantikku,,,
jelas banget cantik,, nomernya sama ma tanggal lahir
dan yang pasti yang punya juga cantik. wkwkwk....

koment ga penting. gomen -_-V..

Posting Komentar

i'm waiting for your comment...

share your opinion on the box below...