Ngebut = Nikmat



"Ouch! Sakit...."

***
Masih kuingat, aku terseret bersama motorku. Setiap detail kejadiannya. Bunga api di jalan raya, proses demi proses menyakitkan itu ter-flashback di ingatanku. Seperti sebuah video yang memutar ulang kejadian langka itu. Tentu aku tak mengharapkan dalam video flashback imajinasiku, aku terseret bersama motorku sama persis seperti ketika Lorenzo terseret bersama motornya ketika balapan.

Kupegangi lututku... perih... telah berkali-kali aku jatuh dari motor, tapi baru kali ini kurasakan sakit seketika. Sedikit kusyukuri, karena setahuku, jika terasa sakit tepat setelah jatuh, artinya sakitnya hanya sementara. Beda dengan kecelakaanku yang lain dulu, aku langsung bisa bangkit dan seolah tidak terjadi apa-apa, tapi malam dan hari-hari berikutnya, kuhabiskan dengan terkapar di tempat tidur.

***
Ah! Tolol... aku bukan lagi anak usia belasan dengan darah mudanya yang bergejolak, mudah mendidih dan tersulut. Aku juga bukan pembalap profesional yang memang menjadikan kebut-kebutan sebagai profesinya. Tapi entah kenapa, mengebut, begitu menyenangkan bagiku. Melewati celah-celah sempit di antara kendaraan, melahap tikungan dengan kemiringan yang extreme, semuanya benar-benar mendebarkan. Kukatakan pada diriku "bodoh kau! Berapa nyawa yang kaubahayakan. Jalan raya ya jalan raya saja, bukan arena balap ataupun sirkuit adu pacu kendaraan". Tapi, aku tak bisa ingkar... ngebut = nikmat.

***
"Antri bang?"

"Kenapa?"

"Tolong benerin motor... abis jatoh"

"Ooh... ini... Sendirian aja kan mas?"

***
Satu lagi hal yang kusyukuri... aku jatuh sendiri... Untunglah.. setidaknya, cuma nyawakulah yang kupertaruhkan.

Tak bisa kubayangkan, jika di jok belakang motorku duduk orang lain, yang tanpa tahu apapun, merasakan risiko dan akibat yang sama karena kelalaianku.

Aku tak ingin. Biarlah aku saja yang bodoh dan menerima akibat dari kebodohanku. Cukup sekali, aku mencelakakan orang lain karena kecerobohanku.

***
"Hei Merry... Ingatkan aku, untuk tidak mengebut ketika ada nyawa di belakangku"

Posted by Widhi Satya | at 13.07

0 comments:

Posting Komentar

i'm waiting for your comment...

share your opinion on the box below...